Akhir2 ini aku sering berpikir gitu. Kadang-kadang kita kesal sekali kalau ortu mengemukakan sesuatu yang tidak mengena di hati, trus kita juga jadinya secara tidak sengaja menghardik atau memarahi yang kadang-kadang itu sebenarnya menyakitkan hati mereka, entah terlihat atau tidak.
Amit-amit aku jangan sampai seperti anak durhaka, yg itu tuh sering diemail2in, yg mengenai anak di Singapore yang mengusir papanya sampai hidup jd pengemis dijalan setelah diwarisi semua harta dan perusahaannya, yang akhirnya ditolong oleh Lee Kwan Yee (spellingnya bener gak seh!) yg waktu itu jadi PM trus tuh anak dapat ganjarannya, tp.. gak semua orang seberuntung itu ya..
Atau seperti ada seorang oma yg aku kenal yg sudah pikun yang hampir diusir juga oleh anak2nya (yang ogah bahkan untuk mengeluarkan duit 100 ribu per bulan untuk biaya ibunya!) dari rumahnya sendiri yg dengan alasan rumah itu akan dijual dan si oma akan dimasukkan oleh panti jompo dengan deposito uang dari hasil penjualan rumah itu, tp si oma ini jg beruntung karena ada seorang menantu baik hati yang sampai sekarang mempertahankan keberadaannya..
Bayangin aja gimana sakitnya ortu, khususnya ibu, 9 bulan dia mengandung, itu pasti sedikit banyak merasakan penderitaan, mual2lah, apalagi ngidamlah, trus musti bawa 'drum' sebesar itu lagi selama itu, cape kan?
Udah dilahirkan, kerepotan belum berakhir, masih musti tahan2 dengar tangisan anak yg merengek dari embel2 minta makan sampe ngompol, apalagi kalo lagi sakit, ortu setidak2nya jg ikut menangis karena khawatir dan sayangnya pada si anak.
Udah gede, eh belum beres juga kerepotan ortu, musti mikirin sekolahnya nih anak, dari TK sampai Universitas! Ibaratnya, gak pa pa mereka makan irit2, asalkan anak sekolah tinggi2..katanya loh..
Pas udah stabil, udah gak tergantung lagi sama orang tua, apa gak seharusnya giliran kita yang memikirkan mereka lagi, sedikit banyak pasti mereka memikirkan kita, mereka sudah terbiasa dengan kehadiran kita, mungkin dengan hadir seminggu sekali, setidaknya telepon, sudah membuat mereka bahagia setidaknya terhibur.. Cuma kadang-kadang ada saja yang membuat kita lupa ataupun saking sibuknya seperti saya ini sampai-sampai lupa bahkan untuk telepon.. Aduh maaf ya ma!
